Sinopsisbeberapa novel Angkatan 20/30-an: @ Novel Salah Asuhan @ Novel Layar Terkembang @ Novel Dian yang Tak Kunjung Padam @ Novel Sitti Nurbaya Home » ringkasan » Karakteristik Novel Angkatan 20/30-an Artikel Terbaru loading... Karakteristik Novel Angkatan 20/30-an- Karakteristiknyaa. Tema berkisar masalah adat dan kawin paksab. Isinya kebanyakan mengkritik keburukan adat lama dalam soal Tokoh-tokohnya diceritakan sejak muda hingga meninggal duniad. Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan barat dan timure. Pleonasme menggunakan kata-kata yang berlebihanf. Bahasa terkesan kaku dan statisg. Bahasanya sangat santunh. Para penulisnya kebanyakan berasal dari Pulau SumateraSinopsis beberapa novel Angkatan 20/30-an Novel Salah Asuhan Novel Layar Terkembang Novel Dian yang Tak Kunjung Padam Novel Sitti Nurbaya Novel Azab dan Sengsara Diposkan oleh Yadi Karnadi di Rabu, 04 Desember 2013 tahun1928 dan termasuk ke dalam novel angkatan balai pustaka atau novel angkatan 20 30 an di dalam novel salah asuhan mengisahkan kisah cinta antara dua bangsa dan budaya yang mengalami, oleh denny prabowo novel salah asuhan pertama kali terbit di balai pustaka tahun 1928 secara tematik novel ini tak lagi mempermasalahkan
20-30-an Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharap dapat membandingkan karakteristik novel angkatan 20-30an. Pada Pelajaran 5 kamu telah mengidentifikasi novel Angkatan 20-30. Pertemuan ini kita kembali membandingkan karakteristik novel angkatan ini. Angkatan Balai Pustaka adalah nama kelompok sastrawan yang karya-karyanya berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut. 1. Didominasi sifat-sifat kemelayuan dalam bahasanya. 2. Adanya potret sosial yang masih menjunjung tinggi tradisi dengan tema-tema pertentangan adat dan kawin paksa. 3. Kecenderungan didaktis dan bebas dari unsur-unsur politik dan agama. 4. Setting fisik dan setting sosial masyarakatnya sangat jauh berbeda dengan kehidupan saat ini. Bacalah kutipan novel berikut ini dan kerjakan pelatihan yang menyertainya! Bagian IV Loket bagian jawatan air dari Kotapraja tidak begitu ramai seperti biasa. ruangan di muka loket-loket yang berderet itu sudah tipis orang-orangnya. Memang hari pun sudah jam satu lebih. Yang masih berderet di muka loketku hanya beberapa orang saja lagi. Aku asyik meladeni mereka. Seorang demi seorang meninggalkan loket setelah diladeni. Ekor yang terdiri dari orang-orang itu itu makin pendek, hingga pada akhirnya hanya tinggal satu orang saja lagi. Pada saat itu masuklah seorang laki-laki muda dari pintu besar ke dalam ruangan. Ia diiringi oleh seorang perempuan. Setelah masuk, kedua orang itu berdiri beberapa jurus melihat ke kiri ke kanan, membaca merek-merek yang bertempel di atas loket- loket. “Itu!” kata si laki-laki muda itu sambil menunjuk ke loketku. Sepasang selop merah berkeletak di berkeletak di belakangnya, diayunkan oleh kaki kuning langsep yang dilangkahkan oleh seorang wanita berbadan lampai. Laki-laki itu kira-kira berumur dua puluh delapan tahun. Parasnya tampan, matanya menyinarkan intelek yang tajam. Kening di atas pangkal hidungnya bergurat, tanda banyak berpikir. Pakaiannya yang terdiri dari sebuah pantalon flanel kuning dan kemeja creme, serta pantas dan bersih. Ia tidak berbaju jas, tidak berdasi. Terkejut aku sejenak, ketika aku melihat perempuan yang melenggoi-lenggoi di belakangnya itu. Hampir-hampir aku hendak berseru. Kukira Rukmini…. Wanita itu nampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagunya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidungnya bangir dan matanya berkilau seperti mata seorang wanita India. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikat berlomba-lombaan menyempurnakan kecantikannya itu. Badannya lampai tapi penuh berisi. Ia memakai kebaya merah dari sutra yang tipis, ditaburi dengan bunga melati kecil-kecil yang lebih putih nampaknya di atas latar yang merah. Kainnya batik Yogya yang juga berlatarkan putih. Orang penghabisan sudah kuladeni. “Sekarang Tuan,” kataku. “Saya baru pindah ke Kebon Mangga 11,” sahut laki-laki itu sambil bertelekan dengan tangannya di atas landasan loket. “O, minta pasang?” “Betul, Tuan!…” sejuruh ia menatap wajahku”…. Tapi… tapi tiba-tiba astaga, ini kan Saudara Hasan, bukan?” “Betul,” sahutku agak tercengang, lantas menegas-negas wajah orang itu,” dan Saudara… siapa?” “Lupa lagi?” tersenyum. “Masa lupa? Coba ingat-ingat!” Kutegas-kutegas lagi. “An! Tentu saja aku tidak lupa! Ini kan Saudara Rusli?” riang mengeluarkan tangan ke luar loket untuk berjabatan. Saat itu pula dua badan yang terpisah oleh dinding sudah bersambung oleh sepasang tangan kanan yang erat berjabatan. Mengalir seakan-akan rasa persahabatan yang sudah lama itu membawa kenangan kembali dari hati ke hati melalui jembatan tangan yang bergoyang-goyang naik-turun seolah-olah menjadi goyah karena derasnya aliran rasa itu. Kepalaku seakan-akan turut tergoncangkan, menggeleng-geleng sambil berkata, “Astaga, tidak mengira kita akan berjumpa lagi, ya. Di mana sekarang? “Di sini? Syukurlah…. Astaga! menggeleng lagi kepala. Sudah lama kita tidak berjumpa, ya? Sejak kapan?” “Saya rasa sejak sekolah HIS di Tasikmalaya dulu. Sejak itu kita tidak pernah berjumpa lagi.” “Memang, memang mengangguk-angguk memang sudah lama sekali ya? Sudah berapa tahun?” “Saya rasa tidak kurang dari lima belas tahun.” “Ya, ya, lima belas tahun berkecak-kecak dengan lidah bukan main lamanya, ya! Tak terasa waktu beredar. Tahu-tahu kita sudah tua, bukan?” Kami tertawa. “Eh perkenalkan dulu, adikku. Kartini menoleh kepada perempuan itu. Tin! Perkenalkan, ini Saudara Hasan, teman sekolah dulu.” Dengan senyum manis Kartini berkisar dari belakang ke samping Rusli, lantas dengan mengerling wajahku diulurkannya tangannya yang halus itu ke dalam loket. ….. Rusli itu adalah seorang kawanku ketika kecil. Agak akrab juga kami berteman, bukan saja oleh karena satu kelas, tapi pun juga oleh karena kami bertetangga. Kami banyak bersama. Sepak bola di alun-alun, main gundu di pekarangan orang, memungut buah kenari yang banyak tumbuh di tepi jalan raya, selalu kami bersama. Malah sakit pun pernah bersama-sama, sebab terlalu banyak makan rujak juga bersama-sama. Hanya dalam dua hal kami tidak pernah bersama-sama, yaitu kalau Rusli berbuat nakal, dan apabila aku sembahyang. Orang tuaku melarang nakal, menyuruh sembahyang. Orang tua Rusli tak peduli. Dan kalau kami bersama-sama pergi ke mesjid, maka aku untuk sembahyang, sedang Rusli untuk mengganggu khatib tua yang tuli atau untuk memukul-mukul bedug. Dan tak jarang pula aku sendiri diganggunya dalam sembahyang, dikili-kilinya telingaku, aku dipeluknya dari belakang, kalau aku sedang berdiri hendak melakukan rakaat pertama. Sesungguhnya, kami berdua sangat berbedaan tabiat, tapi anehnya, biarpun begitu masih juga kami bisa bergaul dengan karib. Memang anak-anak belum merenggangkan satu dari yang lainnya lantaran sikap, hidup yang berlainan. Oleh karena itu barangkali dunia ini baru akan bisa aman dan damai kalau penduduknya hanya terdiri dari kanak- kanan melulu. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan berdiskusi kelompok! 1. Siapa sajakah tokoh-tokoh dan karakter tokoh dalam kutipan novel tersebut? 2. Jelaskan setting fisik dan sosial dalam kutipan novel tersebut! 3. Hasan berada di sebuah jawatan. Di jawatan apakah ia bekerja? Bandingkan pengistilahan tempat bekerjanya dengan zaman sekarang! 4. Di bagian akhir kutipan novel tersebut dijelaskan bahwa Hasan terkenang pada kenangan masa kecil dengan Rusli. Permainan apa saja yang pernah mereka lakukan pada masa itu? Bandingkan dengan keadaan sekarang, apakah anak-anak zaman sekarang masih melakukan hal serupa? 5. Hasan kecil dan Rusli memiliki dua sifat yang berbeda. Gambarkan sifat-sifat keduanya! Bandingkan dengan keadaan sekarang, apakah masih ada anak yang memiliki tabiat demikian!
SinopsisNovel "Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai)". Di daerah Padang, Sumatra Barat hiduplah seorang gadis cantik bernama Siti Nurbaya. Namun sejak kecil dia sudah menjadi piatu, Siti hanya tinggal bersama ayahnya, Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman adalah pedagang terkemuka di Padang.
Novel adalah karangan prosa yang panjang, yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dibandingkan dengan roman, model penceritaan novel tidak begitu terperinci. Ciri khas novel yaitu adanya perubahan nasib tokoh yang diceritakan. Sejarah novel Indonesia diawali sekitar tahun 1920-an, dengan pengarang seperti Marah Rusli, Merari Siregar, Sultan Takdir Alisjahbana, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Jamaluddin Adinegoro, Hamka Abdul Malik Karim Amrullah, Sariamin Selasih/Seleguri, Suman Hs. Hasibuan, Tulis Sutan Sati, Mohammad Kasim, dan Aman Datuk Madjoindo. Novel Indonesia tahun 1920 sampai 1930-an termasuk dalam angkatan Balai Pustaka. Balai Pustaka merupakan sebuah komisi Commissie voorchet volkslectuur yang didirikan pada tanggal 14 September 1908. Tujuan pendirian Balai Pustaka adalah 1 memberi bacaan kepada rakyat untuk menyaingi penerbitan Cina, yang dianggap membahayakan pemerintah Belanda serta 2 memasukkan tujuan utama pihak penjajah ke dalam jiwa bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa syarat naskah yang masuk ke Balai Pustaka, yakni netral dari agama, tidak mengandung politik, dan tidak menyinggung kesusilaan. Untuk meningkatkan pemahaman tentang novel Indonesia tahun 1920 sampai 1930-an berikut ini adat, kebiasaan, dan etika yang terdapat dalam beberapa novel angkatan Balai Pustaka. a. Adat Adat adalah suatu aturan/peraturan yang lazim diturut/dilakukan sesuai dengan situasi dan waktu tertentu. Adat diartikan sebagai hukum tak tertulis sehingga bersifat mengikat masyarakat penggunanya. Adat inilah yang akan menentukan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Jika tokoh mematuhi adat yang berlaku, maka ia dianggap tokoh yang baik dan layak ditiru. Sebaliknya, jika ada tokoh yang menentang atau tidak taat adat biasanya akan dijauhi atau dihukum sesuai adat yang berlaku. b. Kebiasaan Kebiasaan merupakan budaya atau tradisi masyarakat yang turun-temurun dilakukan. Kebiasaan terkait latar belakang budaya dalam cerita. c. Etika Etika berkaitan dengan apa yang dianggap baik atau buruk, atau sopan-tidak sopan pada kebiasaan tokoh-tokoh ceritanya. Etika berkaitan dengan moral atau perilaku yang terpengaruh oleh adat dan kebiasaan. d. Bahasa Bahasa yang digunakan pada karya sastra Angkatan 20-an dipengaruhi oleh bahasa daerah. Penggunaan ungkapan dan perbandingan sebagai bentuk kiasan banyak dijumpai dalam karya sastra angkatan 20-an. 1. Novel Azab dan SengsaraAzab dan Sengsara adalah sebuah novel tahun 1920 yang ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit besar di Indonesia kala itu. Novel ini mengisahkan sepasang kekasih, Amiruddin dan Mariamin, yang tidak dibolehkan menikah dan menderita. Novel ini dianggap sebagai novel modern pertama dalam bahasa Indonesia. Adat dan kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut. Menikahkan anak secara paksa jodoh dipilihkan orang tua Aminudin dijodohkan dengan wanita bukan pilihannya Harta merupakan pertimbangan dalam menjodohkan anak Mariamin berasal dari keluarga kurang mampu maka ditolak oleh keluarga Aminudin. Poligami laki-laki dengan istri lebih dari satu Kasibun mengku perjaka ternyata telah beristri, dan Mariamin dijadikan isteri kedua. Budaya makan keluarga selalu dilakukan bersama-sama lengkap; ayah, ibu, dan anak. Jika ada sesuatu hal yang di luar kebiasaan terjadi, maka anak diperbolehkan makan terlebih dahulu. Sementara istri harus tetap mengunggu suaminya. Anak harus menurut perintah ibunya. Kutipannya sebagai berikut. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut. Anak sangat berbakti kepada orang tuanya. Aminudin tak mencintai wanita pilihan orang tuanya namun tak berani menolak karena baktinya kepada orang tuanya. Isteri sangat taat kepada suaminya. Meskipun Mariamin ditipu oleh Kasibun yang mengaku perjaka, ia tetap berbakti kepada suaminya. Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut. Telekomunkasi jarak jauh asih menggunakan surat atau telegram Pernikahan dipandang dari bibit, bebet, dan bobot Anak laki-laki biasanya pergi merantau untuk mencari pekerjaan 2. Novel Sengsara Membawa Nikmat Sengsara Membawa Nikmat merupakan judul sebuah novel karangan Tulis Sutan Sati yang diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1929. Dengan latar belakang adat budaya Minangkabau, novel ini berkisah tentang pengembaraan seorang tokoh utamanya yang bernama Midun. Gambaran pengembaraan yang diceritakan cukup realistis serta tidak terpaku di wilayah Sumatera saja namun juga sampai ke pulau Jawa. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Sengsara Membawa Nikmat" sebagai berikut. Agama dijunjung tinggiterutama Islam. Kehidupan masyarakatnya bergotong royong Penguasa sering semena-mena, bahkan berbuat kejam. Adat yang bisa ditemukan pada novel "Sengsara Membawa Nikmat" sebagai berikut. Mengenai warisan, harta benda yang ditinggalkan oleh yang meninggal menjadi hak/diambil alih oleh keluarga asal bukan keluarga setelah menikah Sumatra Aturan adat sangat ketat, dan bagi yang melanggar hukumannya berat Penyerahan kekuasaan terhadap penerusnya dalam suatu daerah diserahkan oleh pemegang jabatan/kekuasaan sebelumnya Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Sengsara Membawa Nikmat" sebagai berikut. Para pemuda memainkan permainan sepak raga prmainan bola kaki Masih jaman penjajahan Belanda Hampir semua pemuda di daerah tersebut mengenal ilmu bela diri Banyak penduduk yang tidak bisa membaca 3. Novel Salah Asuhan Salah Asuhan adalah sebuah novel Indonesia karya Abdoel Moeis yang diterbitkan tahun 1928 oleh Balai Pustaka. Novel yang kala itu terbit di Hindia Belanda ini sekarang telah dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia modern awal terbaik sepanjang masa. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Penolakan secara halus dan tidak menyakiti hati saat ada yang menyatakan perasaan. Bukti Ketika Hanafi mengemukakan isi hatinya. Belenggu Kebiasaan Bukti Sementara itu. walaupun mereka telah mengetahui bahwa Hanafi akan menikah dengan Corrie. Corrie menolak secara halus. Meminta maaf apabila berbuat salah. Bukti Maka ia meminta kepada istrinya supaya disediakan kain kafan pembungkus mayatnya. Adat yang bisa ditemukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Dilarang menikah beda suku. Bukti Corrie merasa tidak mungkin menjalin hubungan dengan Hanafi karena perbedaan budaya di antara mereka. Sebagai seorang istri, sudah sewajarnya menunggu suami di rumah. Seorang istri bagaimanapun juga harus bersikap hangat pada suami. Rapiah dan ibunya tetap menunggu kedatangan Hanafi di kampungnya. Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Hanafi Bergaul dengan orang Selama di Betawi, Hanafi dititipkan pada keluarga Belanda,sehingga dia setiap hari dididik secara Belanda dan bergaul dengan orang-orang Belanda. Pergaulan Hanafi setamat HBS juga tidak terlepas dari lingkungan orang-orang Eropa. Corrie Mengobrol bersama Mereka suka mengobrol berdua. Rapiah Menerima perlakuan suaminya dengan pasrah. Bukti Namun, Rapiah tak pernah melawan dan semua perlakuan Hanafi diterimanya dengan pasrah. Ibu Hanafi Memperhatikan Hanafi. Bukti Walaupun ibu Hanafi hanyalah seorang janda, dia menginginkananaknya menjadi orang pandai. Karena itu, ia bermaksud menyekolahkan Hanafi setinggi-tingginya. Selama sakit, Hanafi banyak mendapatkan nasihat dari ibunya. 4. Novel Siti Nurbaya Sitti Nurbaya adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada tahun 1922 Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Siti Nurbaya" sebagai berikut. Ia terbiasa memakai topi putih yang seringkali dipakai bangsa Belanda. Bukti kutipan "Topinya topi rumput putih yang biasa dipakai bangsa belanda" Seorang gadis yang selalu mengenakan gaun terbuat dari kain batis dengan motif kembang kembang berwarna merah jambu. Bukti kutipan "Gaunnya baju nona-nona terbuat dari kain batis yang berkembang merah jambu" Orang zaman dahulu merokok dengan cara yang berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Bukti kutipan "Dekat putri ini duduk saudaranya yang bungsu, Sutan Hamzah sedang menggulung rokok dengan daun nipah." Orang padang saat berbicara seringkali menggunakan peribahasa yang penuh arti. Bukti kutipan "Akan tetapi sebab ia seorang yang 'pandai hidup' sebagai kata peribahasa Melayu, selalulah rupanya seperti orang yang tak pernah kekuranagan. Seorang istri di masyarakat padang merupakan hamba dari laki-laki dan laki-laki itu adalah tuannya perempuan. Bukti kutipan "Bukankah laki-laki itu tuan perempuan dan perempuan itu hamba laki-laki? Tentu saja mereka boleh berbuat sekehendak hatinya kepada kita; disiksa, dipukul, dan didera dengan tiada diberi belanja yang cukup dan rumah tangga yang baik." Adat yang bisa ditemukan pada novel "Siti Nurbaya" sebagai berikut. Jika akan melaksanakan proses perdukunan, hendaklah harus menyiapkan syarat-syaratnya. Bukti kutipan "Baiklah... Hamba mohon perasapan dan kemenyan serta air bersih secambung dan sirih kuning tujuh lembar." Di Padang, pernikahan dipandang sebagai perniagaan, laki-laki dibeli oleh perempuan, karna perempuan memberi uang kepada laki-laki. Bukti kutipan "Perkawinan itu dipandang sebagai perniagaan, disini laki-laki dibeli oleh perempuan" Di gunung Padang terdapat banyak kuburan, dan pada moment tertentu, tempat itu ramai dikunjungi pendatang yang ingin mendoakan arwah yang telah pergi. Bukti kutipan " Memang digunung itu banyak kuburan, sedang dipuncaknya adalah sebuah makam, didalam suatu gua batu, tempat yang berkaul dan bernazar. Sekali setahun, saat-saat akan masuk puasa pada waktu hari raya, penuhlah gunung itu dengan penziarah..." Orang besar, penghulu/orang berpangkat tinggi yang memiliki istri lebih dari 1 sudah banyak, sebab itulah adat di Padang, sebab dengan memiliki banyak istri, itu berarti dia meiliki banyak keturunan. Bukti kutipan "Sekalian penghulu di Padang ini beristeri 2,3, sampai 4 orang. Bukankah harus orang besar itu beristri banyak?" Saat ingin makan, sebelumnya harus menyiapkan makan terlebih dahulu dan bersikap seperti ada yang sudah ada. Bukti kutipan ".... menyediakan makanan diatas tikar rumput yang telah dialas dengan kain putih, terbentang di tengah rumah. Beberapa lama kemudian, duduklah Ahmad Maulana makan dihadapi istrinya, sedang Alimah & Nurbaya duduk jauh sedikit dari sana...." Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Janganlah kamu bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Bukti kutipan "Tatkala ayahku telah jatuh miskin, pura-pura kau tolong Ia dengan meminjamkan uang kepadanya, tetapi maksudmu yang sebenarnya hendak menjerumuskannya ke jurang yang terlebih dalam, karena hatimu terlebih bengis daripada setan itu, belum puas lagi." Apabila ada tamu yang datang hendaknya kita menyediakan minuman dan makanan kecil. Bukti kutipan "Sementara itu segala kue-kue yang lezat rasanya, diedarkanlah, dibawa kepada sekalian tamu. Demikian pula minum-minuman..." Sebagai anak muda, hendaklah kita menghormati dan menghargai orang yang lebih tua. Bukti kutipan "Ah jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua hari bekerja pada ayahmu. melainkan telah bertahun-tahun. Dan belum ada ia berbuat kesalahan apa-apa." Jika sedang bermain dengan teman, sebaiknya kita menjaga tingkah laku. Bukti kutipan "Baiklah, tetapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Janganlah engkau berlaku yang tiada senonoh!" Jika orang tua kita sedang berbincang dengan tamu, dan kita tidak berkepentingan, sebaiknya kita masuk dan tidak perlu mendengarkan pembicaraan mereka. Bukti kutipan "Kemudian masuklah ia kedalam biliknya. Rupanya ia mengerti bahwa orangtuanya itu sedang memperbnincangkan hal yang tak boleh didengarnya." 5. Novel Salah Pilih Adat yang bisa ditemukan pada novel "Salah Pilih" sebagai berikut. Jika sedarah dilarang menikah, karena Asri dan Asnah sudah tinggal bersama maka penduduk desa menganggap bahwa mereka adalah sedarah sebenarnya tidak, tidak ada ikatan darah apapun. Karena merasa tidak bersalah mereka akhirnya menikah dan mereka harus keluar dari Minangkabau. Harta dan kedudukan, Rangkayo Saleah tidak menyetujui pernikahan anaknya karena mengira Kaharuddin menikah dengan wanita yang tak tentu asal usulnya sebenarnya wanita tersebut adalah anak saudagar batik. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Pilih" sebagai berikut. Anak yang berbakti terhadap orang tuanya, meskipun Asri ingin melanjutkan sekolah sampai menjadi dokter namun, karena ibunya memintanya untuk pulang ke kampung halamannya dan bekerja di kampung. Akhirnya Asri menuruti keinginan ibunya. Kita harus tegar menghadapi cobaan, sikap Asnah yang sabar dan tulus mencintai Asri membuahkan hasil yang manis walaupun ia harus menghadapi berbagai cacian dari Saniah. Berkat keteguhan dan kesabaran hati Asnah dalam mencintai Asri membawa kebahagiaan di akhir cerita. Kita harus bekerja keras, awal kepindahannya di Jawa, Asri dan Asnah dijauhi oleh orang-orang yang sama-sama berniaga di Jawa. Karena kerja keras mereka, akhirnya mereka dapat memajukan usahanya. Bertanggung jawab, Asri tidak berniat sedikit pun untuk menceraikan Saniah meskipun Saniah bukanlah jodoh yang terbaik.
  1. Ежεщохθ хխբероሗеμ ոпрեдиյаդ
  2. Зοпуርዌበαж ኃէхаֆамቲ ըшωгοψቿվ
    1. Уг иπևкевош ኬջапևч
    2. Вуνι υդоց ዝнևπу
    3. ዮεգ ጶեኩо
NovelAngkatan 20-30-an Disukai Diunduh 200 Dilihat 353. kombinasi. Penulis: Sastra yang diciptakan pada masa sekarang tentu sangat berbeda dengan karya sastra yang diciptakan pada tahun 20-an atau 30-an. Tahun 20-an atau 30-an merupakan masa penjajahan sehingga karya sastra yang dihasilkan menggambarkan kehidupan pada masa penjajahan

Pelajaran 6 Komunikasi 129 Budak itu memegang tangan ibunya, seraya memandang mukanya dengan pandang yang lemah. Ibunya memeluk dan mencium cahaya matanya itu, seraya berkata “Ibu tidak menidakkan pemberian Allah, nafkah kita cukup selamanya, dan Riam lebih daripada permata yang mahal bagi ibu.” Sudah tentu si anak itu kurang mengerti akan ibunya itu. Sebab itu, ia melihat muka ibunya lagi dengan herannya. “Anakku bertanya tadi, apa sebabnya ada orang kaya dan ada pula orang miskin, sedang Tuhan itu menyayangi sekalian yang diadakan-Nya. Apa sebabnya, orang kaya itu kaya, ada. Ibu sudah berkata dahulu, Tuhan itu amat menyayangi manusia itu, bukan?” “Ya, Mak” sahut Mariamin, “Bagus. Allah yang Rahim amat mencintai hambanya. Oleh sebab itu, haruslah manusia itu menaruh sayang kepada sesamanya manusia. Mereka itu harus tolong-menolong. Riam berkata tadi ibu si Batu miskin, kita kaya. Jadi sepatutnya bagi kita menolong mereka itu, itulah kesukaan Allah. Riam pun haruslah mengasihi orang yang papa lagi miskin, dan rajin disuruh Mak mengantarkan makanan ke rumah orang yang serupa itu. Sudahkah mengerti Riam, apa sebabnya orang kaya itu kaya?” “Sudah, yakni akan menolong manusia yang miskin,” sahut si anak yang cerdik itu. “Benar, begitulah kehendak Allah” kata si ibu serta mencium kening anaknya itu berulang-ulang, matanya basah oleh air mata; dalam hatinya berkata, “Mudah-mudahan Allah memeliharakan anakku ini dan memberikan hati yang pengiba bagi dia.” Azab dan Sengsara, 200181-84 Berdasarkan kutipan novel tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam kutipan novel adalah berikut. a. Budaya makan keluarga selalu dilakukan bersama-sama lengkap; ayah, ibu, dan anak. Jika ada sesuatu hal yang di luar kebiasaan terjadi, maka anak diperbolehkan makan terlebih dahulu. Sementara istri harus tetap mengunggu suaminya. Kutipannya sebagai berikut. “Ayah sudah datang, sajikanlah nasi itu Mak, saya pun sudah lapar,” … “Baik, … Panggillah ayahmu, supaya kita bersama-sama makan …” “Ayah belum hendak makan” … “Baiklah anakku dahulu makan, hari sudah tinggi. Ibulah nanti kawan ayahmu makan.” b. Anak harus menurut perintah ibunya. Kutipannya sebagai berikut. “Pekerjaan itu, yakni mengantar-antarkan sedekah ke rumah orang lain, tiadalah paksaan bagi Mariamin …” “Jadi sepatutnya bagi kita menolong mereka itu, itulah kesukaan Allah. Riam pun haruslah mengasihi orang yang papa lagi miskin, dan rajin disuruh Mak mengantarkan makanan ke rumah yang serupa itu.” Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 130 2. Perasaan dan pola pikir yang digunakan dalam novel sangat sederhana dan sesuai dengan realitas. Hal ini ditunjukkan saat Ibu Mariamin menjelaskan kepada Mariamin tentang mengapa ada orang kaya dan mengapa ada orang miskin. Penjelasan tersebut diungkapkan secara sederhana, bijaksana, dan masuk akal. 3. Keterkaitan isi kutipan novel dengan kehidupan masa kini. a. Kebersamaan dalam keluarga harus dibina sejak anak- anak masih berusia dini. Contoh makan bersama adalah kesempatan keluarga untuk dapat berkumpul bersama. b. Hidup hemat juga harus diterapkan dalam kehidupan keluarga sehingga mampu menjadi teladan bagi si anak. Contoh Ibu Mariamin meneladankan sikap dan perilaku hemat dengan memilih menganyam tikar daripada membelinya di pasar. c. Menanamkan nilai tolong-menolong kepada anak dapat dilakukan dengan cara orang tua memberikan teladan sikap dan perilaku. Contoh Ibu Mariamin sering meminta anaknya mengantarkan makanan ke rumah orang yang miskin. d. Menanamkan nilai-nilai persamaan derajat juga dapat dilakukan sejak anak masih berusia dini. Contoh Mariamin anak orang kaya bersahabat karib dengan Aminuddin anak orang miskin. Dalam mengidentifikasi kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam novel angkatan 20 sampai 30-an, kalian dapat melihat nilai historis yang terdapat dalam kutipan novel tersebut. Selain itu, kalian juga dapat mengidentifikasikannya dari ungkapan peribahasa yang terdapat dalam kutipan novel. Berikut dijelaskan nilai historis dan ungkapan peribahasa yang terdapat dalam kutipan novel Azab dan Sengsara. 1. Nilai historis yang terdapat dalam kutipan novel. Sekolah zaman dulu adalah SR Sekolah Rakyat. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak orang kaya, dan anak bangsawan. Berdasarkan catatan sejarah diketahui bahwa pendirian sekolah ini sebagai akibat dijalankannya politik balas budi politik etik pemerintah Belanda sejak tahun 1918. Dengan adanya Sekolah Rakyat ini memberikan kesempatan bagi kalangan pribumi untuk belajar membaca dan menulis. Setelah mereka pandai, kelak akan dijadikan pegawai pemerintah Belanda. Pelajaran 6 Komunikasi 131 2. Ungkapan peribahasa yang terdapat dalam kutipan novel. a. “Hemat pangkal kaya, sia-sia utang tumbuh” artinya kalau hendak kaya harus pandai berhemat, sebab kalau boros tentu terjerumus ke dalam utang. b. “Hendak kaya berdikit-dikit, hendak mulia bertabur urai” artinya kalau ingin kaya, harus pandai berhemat; kalau ingin jadi orang terpandang wajib suka berdana. c. “Hancur badan di kandung tanah, budi baik dike- nang jua” artinya budi bahasa yang baik takkan mudah dilupakan orang. d. “Alang berjawat, tepuk berbalas” artinya baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat. e. “Kecil teranja-anja, besar terbawa-bawa” artinya apabila selagi kecil dimanjakan, sudah besar akan bermanja-manja. f. “Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga” artinya sifat anak tak jauh dari sifat orang tuanya. g. “Di mana ranting dipatah, di situ air disauk” artinya hendaklah kita menurut adat-istiadat negeri tempat kita tinggal. h. “Guru makan berdiri, murid makan berlari” artinya kelakuan guruorang tua selalu diturut muridanaknya. i. “Tuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur” artinya belajarlah selalu sejak muda sampai tua. Uji Kemampuan 3 Guna meningkatkan kemampuanmu terhadap materi mengidentifikasi novel angkatan 20-30-an, bacalah kutipan novel berikut dengan cermat Maka menyerahlah Midun belajar silat oleh ayahnya kepada Pendekar Sutan. Karena Pak Midun seorang yang tahu dan arif, tiadalah ditinggalkannya syarat-syarat aturan berguru, meskipun tempat anaknya berguru itu adik sebapak dia. Pendekar Sutan dipersinggah dibawa, dijamu oleh Pak Midun dengan makan-minum, maka diketengahkannyalah oleh Pak Midun syarat- syarat berguru ilmu silat, sebagaimana yang sudah di Minangkabau. Syarat berguru silat itu adalah; beras sesukat, kain putih sekabung, besi sekerat pisau sebuah, uang serupiah, penjahit jarum tujuh, dan sirih pinang selengkapnya. Segala barang-barang itu sebenarnya kiasan saja semuanya. Arti dan wujudnya Beras sesukat, gunanya akan dimakan guru, selama mengajari anak muda yang hendak belajar itu, seolah-olah mengatakan; perlukanlah mengajarnya, janganlah dilalaikan sebab hendak mencari penghidupan lain. Kain putih sekabung, “alas tobat” namanya; maksudnya dengan segala putih hati dan tulus anak muda itu menerima pengajaran; samalah dengan kain itu putih dan bersih hati anak muda itu menerima barang apa yang diajarkan guru. Ia akan Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 132 menurut suruh dan menghentikan tegah. Dan lagi mujur tak boleh diraih, malang tak boleh ditolak, kalau sekiranya ia kena pisau atau apa saja sedang belajar, kain itulah akan kafannya kalau ia mati. Besi sekerat pisau sebuah itu maksudnya, seperti senjata itulah tajamnya pengajaran yang diterimanya dan lagi janganlah ia dikenai senjata, apabila telah tamat pengajarannya. Uang serupiah, ialah untuk pembeli tembakau yang diisap guru waktu melepaskan lelah dalam mengajar anak muda itu. Hampir searti dengan beras sesukat tadi. Penjahit tujuh, artinya sepekan tujuh hari hendaklah guru itu terus mengajarnya, dengan pengajaran yang tajam seperti jarum itu. Dan meski tujuh macamnya mara bahaya yang tajam-tajam menimpa dia, mudah-mudahan terelakkan olehnya, berkat pengajaran guru itu. Pengajaran guru itu menjadi darah daging hendaknya kepadanya, jangan ada yang menghalangi, terus saja seperti jarum yang dijahitkan. Sirih pinang selengkapnya, artinya ialah akan dikunyah guru waktu ia menghentikan lelah tiap-tiap sesudah mengajar anak muda itu, dan lagi sirih pinang itu telah menjadi adat yang biasa di tanah Minangkabau. Sengsara Membawa Nikmat, Tulis Sutan Sati TAGIHAN 1. Carilah novel Indonesia terbitan tahun 1920 sampai 1930-an 2. Bacalah sebuah novel yang menurutmu menarik 3. Buatlah rangkuman singkat tentang isi novel tersebut 4. Temukanlah kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam novel tersebut 5. Jelaskanlah keterkaitan isi novel tersebut dengan kehidupan nyata sekarang Kerjakanlah sesuai dengan perintah 1. Temukanlah kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam kutipan novel tersebut 2. Jelaskanlah keterkaitan isi kutipan novel tersebut dengan kehidupan nyata sekarang D. Menulis Karya Tulis Ilmiah Karya tulis merupakah bentuk karangan yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan penulisnya dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karya tulis yang digolongkan sebagai karya ilmiah merupakan karangan yang didasarkan pada kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah dalam hal ini dapat berupa penelitian lapangan, percobaan laboratorium, atau telaah buku. Sebuah tulisan disebut karya tulis ilmiah apabila mengandung usnur-unsur berikut. 1. Didasarkan pada fakta dan data. 2. Disajikan secara objektif atau apa adanya. 3. Menggunakan bahasa yang lugas dan jelas. Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat mem- buat karya tulis ilmiah sederhana berdasarkan berbagai sumber. Pelajaran 6 Komunikasi 133 Kemampuan membuat karya tulis ilmiah sangat kalian perlukan dalam proses pembelajaran. Selain itu, karya tulis ilmiah yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi diri kalian sendiri dan masyarakat umumnya. Sumber informasi yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah, baik berupa teori, pendapat, atau kutipan lain, harus diungkapkan dengan jelas dan dicantumkan sumber pengambilan tersebut. Sumber tulisan dapat ditulis secara langsung setelah kutipan atau diletakkan di dalam bagian daftar pustaka. Sebelum berlatih membuat karya tulis ilmiah sederhana yang didasarkan dari berbagai sumber tertulis, perhatikan contoh karya tulis ilmiah di bawah beserta penjelasannya. Informasi beserta sumber informasi – Internet adalah sebuah jaringan multimedia yang pengopera- siannya memerlukan seperangkat komputer, modem, dan jaringan telepon atau satelit. – Dengan hanya berbekal sampai dengan untuk setiap jam di warung internet warnet, kita memperoleh banyak data yang kita perlukan baik untuk penulisan artikel maupun penelitian. “Berinternet Gratis dengan JUICE” dalam Suara Merdeka, 30 Agustus 2004. Berdasarkan informasi dan sumber informasi di atas, kalian dapat menyusun sebuah tulisan ilmiah sederhana seperti contoh berikut. Ingin Tahu? Sistematika penulisan ilmiah. 1. Pendahuluan. 2. Permasalahan. 3. Pembahasan. 4. Penutup kesimpulan dan saran. 5. Daftar pustaka. Langkah-langkah menulis karya tulis ilmiah. 1. Menentukan topik yang akan dibahas. 2. Menentukan tujuan pembahasan. 3. Mengumpulkan bahan. 4. Membuat kerangka tulisan. 5. Menyusun kerangka tulisan menjadi karya tulis ilmiah yang utuh dan lengkap. Pemanfaatan Internet I. Pendahuluan Berkembangnya teknologi informa- tika telah membuka wawasan baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Betapa tidak, berbagai sumber informasi yang kita perlukan kini tersedia di depan mata. Maka, tidaklah mengherankan jika ada yang menyatakan siapa yang menguasai teknologi, dialah yang memainkan peranan penting di kemudian hari. Keterbukaan akses internet membuka peluang besar bagi dunia pendidikan untuk terus meningkatkan mutunya. Dengan demikian, dituntut peran serta semua civitas akademik mulai guru, siswa, orang tua siswa, dan pemerintah untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia melalui media internet. II. Permasalahan Bagaimana pola pemanfaatan me- dia internet yang ideal bagi dunia pendidikan? III. Pembahasan Pengertian internet Internet adalah sebuah jaringan multimedia yang pengoperasiannya memerlukan seperangkat komputer, mo- dem, dan jaringan telepon atau satelit. Internet merupakan salah satu jendela kita untuk dapat mengetahui berbagai perkembangan dunia ilmu pengetahuan di dunia luar. Prosedur pencarian data di internet Cukup hanya memasukkan kata kunci dari data yang kita perlukan, secara otomatis jaringan internet akan mencari dan menampilkan data-data yang kita Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 134 perlukan. Dengan hanya berbekal sampai dengan untuk setiap jam di warung internet warnet, kita memperoleh banyak data yang kita perlukan baik untuk penulisan artikel maupun penelitian. IV. Penutup Kesimpulan 1. Teknologi internet merupakan perkembangan yang harus diikuti oleh setiap civitas akademik, sehingga kehadirannya mampu memberikan nilai tambah bagi dunia pendidikan. 2. Perlu kesadaran semua pihak bahwa penerapan teknologi multimedia dalam dunia pendidikan penting untuk segera dilakukan sehingga terbentuk sebuah komunitas atau jaringan belajar yang interaktif. 3. Dengan berhasilnya pemanfaatan internet, diharapkan dapat menunjang kreativitas remaja dalam dunia penulisan ilmiah. Saran Mengingat pemanfaatan internet masih memerlukan biaya yang tidak sedikit, alangkah baiknya jika pihak sekolah untuk sementara waktu ini memanfaatkan akses internet yang berlangganan. Di tahun 2008, teknologi internet akan lebih mudah dan gratis dengan cara bergabung dalam komunitas JUICE, karena komunitas JUICE mempunyai program khusus yang hanya memanfaatkan line telepon tanpa menggunakan pulsa. V. Daftar Pustaka Junaedi, Fajar. 2004. “Berinternet Gratis dengan JUICE” dalam Suara Merdeka. Semarang Suara Merdeka, 30 Agustus 2004. http Contoh karya tulis di atas menggunakan format ilmiah, yaitu dengan menggunakan bahasa baku dan sistematika ilmiah. Berdasarkan daftar pustaka, dapat kalian lihat bahwa karya tulis tersebut menggunakan dua sumber, yaitu dari media massa dan internet. Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam membuat karya tulis adalah berikut. 1. Tentukan objek yang akan dikaji. 2. Tentukan permasalahan yang akan dibahas dari objek kajian. 3. Kumpulkan sumber-sumber bacaan pendukung baik berupa informasi maupun teori. 4. Analisislah objek kajian dengan mengulas permasalahan yang dikemukakan. 5. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil analisis. 6. Tulislah sumber bacaan dan lainnya dalam daftar pustaka. Dalam penulisan karya ilmiah atau karya tulis, diperlukan sumber kepustakaan atau daftar pustaka. Daftar pustaka merupakan sumber rujukan atau sumber bacaan sebagai sarana penunjang dalam proses penulisan karangan. Kumpulan sumber bacaan tersebut disusun secara sistematis berdasarkan abjad pengarang dan judul atau secara berurutan. Unsur-unsur informasi kepustakaan yang diutamakan dalam daftar pustaka adalah berikut. TAGIHAN Susunlah sebuah karya tulis dengan topik bebas Buatlah catatan pustaka dan daftar pustaka yang merujuk pada sumber- sumber referensi yang kamu gunakan

sebuahnovel. emdeel s blog menganalisis novel layar terkembang. kebiasaan adat dan etika novel angkatan 20 30 an mikirbae. mechi angi analisis pesan moral dalam novel laskar. pencuri buku analisis film dan novel perahu kertas. dheovhy s story ♥ unsur instrinsik dan ekstrinsik surat. menganalisis kebahasaan resensi dalam dua karya yang.

1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab. 2. Si Sabariah. 1928 3. Pembela Islam Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq,1929. 4. Adat Minangkabau dan agama Islam 1929. 5. Ringkasan tarikh Ummat Islam 1929. 6. Kepentingan melakukan tabligh 1929. 7. Hikmat Isra’ dan Mikraj. 8. Arkanul Islam 1932 di Makassar. 9. Laila Majnun 1932 Balai Pustaka. 10. Majallah Tentera’ 4 nomor 1932, di Makassar. 11. Majallah Al-Mahdi 9 nomor 1932 di Makassar. 12. Mati mengandung malu Salinan Al-Manfaluthi 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka’bah 1936 Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka. 14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1937, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka. 16. Merantau ke Deli 1940, Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi. 17. Margaretta Gauthier terjemahan 1940. 18. Tuan Direktur 1939. 19. Dijemput mamaknya,1939. 20. Keadilan Ilahy 1939. 21. Tashawwuf Modern 1939. 22. Falsafah Hidup 1939. 23. Lembaga Hidup 1940. 24. Lembaga Budi 1940. 25. Majallah SEMANGAT ISLAM’ Zaman Jepun 1943. 26. Majallah MENARA’ Terbit di Padang Panjang, sesudah revolusi 1946. 27. Negara Islam 1946. 28. Islam dan Demokrasi,1946. 29. Revolusi Pikiran,1946. 30. Revolusi Agama,1946. 31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946. 32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946. 33. Didalam Lembah cita-cita,1946. 34. Sesudah naskah Renville,1947. 35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947. 36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar. 37. Ayahku,1950 di Jakarta. 38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950. 39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950. 40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950. 41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950. 42. Kenangan-kenangan hidup 2. 43. Kenangan-kenangan hidup 3. 44. Kenangan-kenangan hidup 4. 45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950. 46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2. 47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3. 48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4. 49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950. 50. Pribadi,1950. 51. Agama dan perempuan,1939. 52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang. 53. 1001 Soal Hidup Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950. 54. Pelajaran Agama Islam,1956. 55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952. 56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1. 57. Empat bulan di Amerika Jilid 2. 58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia Pidato di Kairo 1958, utk Doktor Honoris Causa. 59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM. 60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta. 61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta. 62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang. 63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970. 64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang. 65. Ekspansi Ideologi Alghazwul Fikri, 1963, Bulan Bintang. 66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968. 67. Falsafah Ideologi Islam 1950sekembali dr Mekkah. 68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 sekembali dr Mekkah. 69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam Kuliah umum di Universiti Keristan 1970. 70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat. 71. Himpunan Khutbah-khutbah. 72. Urat Tunggang Pancasila. 73. Doa-doa Rasulullah 74. Sejarah Islam di Sumatera. 75. Bohong di Dunia. 76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang. 77. Pandangan Hidup Muslim,1960. 78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973. 79. [Tafsir Al-Azhar][1] Juzu’ 1-30, ditulis pada masa beliau dipenjara oleh Sukarno.
Contohnovel angkatan 20-30an. Novel angkatan 20-an : B.Contoh Angkatan Novel 30 an Dari kutipan novel diatas dapat kita ketahui dengan jelas bahwa sifat Sapii ialah pemarah, suka mengganggu, dan kasar. Saari. Saari adalah temannya Sapii. Ia juga suka mengadu domba antara si Dul dengan Sapii.
Hasil Identifikasi Novel Angkatan 20-30 Ciri lainnya bahwa novel tahun 1920-1930an banyak yang menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. Hal ini berbeda dengan karya-karya pada periode sebelumnya yang bahasanya itu lebih kaku. Perhatikan kutipan seperti berikut. Hanafi menyesali dirinya tidak berhingga-hingga. Maka ditutupnyalah mukanya dengan kedua belah tangannya. Lalu menangis mengisak-isak sambil berseru dalam hatinya “Oh, Corrie, Corrie istriku! Di manakah engkau sekarang? Lihatlah suamimu menyadari untung, lekaslah kembali, supaya kita menyambung hidup kemabli seperti dulu” Salah Asuhan, Abdul Muis, 1928 Bahasa percakapan sehari-hari dalam cuplikan di atas, antara lain tampak pada perkataan tokoh Hanafi. Kata-kata tersebut merupakan ragam bahasa percakapan. Hal ini terutama pada kata seru oh yang sampai sekarang pun kita sering menggunakannya ketika bercakap-cakap Maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri novel angkatan 20-30an adalah sebagai berikut Tema permasalahan adat, romantisme, kawin paksa Pengarang berlatar belakang Minangkabau Bahasa bersifat klise, percakapan sehari-hari Hasil Identifikasi Novel angkatan 20-30an 1. Novel pada angkatan 20an a. Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh Melayu b. Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa c. Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/local d. Cerita yang diangkat seputar romantisme e. Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan f. Gaya bahasa masih menggunakan perumpunan yang klise, pepatah, pribahasa g. Alirannya bercorak romantic h. Masih adanya adat-adat Melayu 2. Novel pada angkatan 30an a. Sudah menggunakan bahasa Indonesia b. Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan intelektual, emansipasi struktur cerita/konflik sudah berkembang c. Pengaruh budaya barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya Nasional d. Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualism, dan materialisme AZAB DAN SENGSARA MERARI SIREGAR Di kota Siporok, hidup seorang bangsawan kaya raya yg memiliki seorang anak laki-laki dan seorang perempuan yg perempuan tdk dijelaskan lbh lanjut oleh pengarangnya. Anaknya yg laki2 bernama Sutan Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Segala kehendaknya selalu dituruti dan segala kesalahannya pun selalu dibela ibunya. Akibatnya, setelah dewasa, Baringin tumbuh menjadi seorang pemuda yg angkuh, berperangai jelek, serta suka berfoya-foya. Oleh kedua orangtuanya, Sutan Baringin dinikahkan dengan Nuria, seorang perempuan baik-baik pilihan ibunya. Walaupun telah berkeluarga, Sutan Baringin masih tetap suka berfoya-foya menghabiskan harta benda kedua orangtuanya. Dia berjudi dg Marah Said, seorang prokol bambu sahabat karibnya. Sewaktu ayahnya meninggal, sifat Sutan Baringin semakin menjadi, maskin suka berfoya-foya menghabiskan harta warisan orangtuanya. Akhirnya, dia bangkrut dan utangnya sangat banyak. Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak. Yang satu perempuan bernama Mariamin, sedangkan yg satunya lagi laki-laki yg laki2 tidak diceritakan pengarang. Akibat tingkah laku ayahnya, Mariamin selalu dihina oleh warga kampungnya akibat kemiskinan orangtuanya. Cinta kasih perempuan yg berbudi luhur ini dengan pemuda bernama Aminuddin terhalang oleh dinding kemiskinan orangtuanya. Aminuddin adalah anak Bagianda Diatas, yaitu seorang bangsawan kaya-raya yg sangat disegani di daerah Siporok. Sebenarnya Baginda Diatas masih mempunyai hubungan sepupu dengan Sutan Baringin, ayah Mariamin. Ayah Baginda keduanya adalah kakak beradik. Sejak kecil, Aminuddin bersahabat dg Mariamin. Setelah keduanya beranjak dewasa, mereka saling jatuh hati. Aminuddin sangat mencintai Mariamin. Dia berjanji untuk melamar Mariamin bila dia telah mendapatkan pekerjaan. Keadaan Mariamin yg miskin tidak menjadi masalah bagi Aminuddin. Aminuddin memberitahukan niatnya utk menikahi Mariamin kepada kedua orangtuanya. Ibunya tidak merasa keberatan dengan niat tersebut. Dia benar2 mengenal pula keluarganya. Keluarga Mariamin masih keluarga mereka juga sebab ayah Baginda Diatas, suami ibu Aminuddin, dengan Sutan Baringin, ayah Mariamin, adalah kakak beradik. Selain itu, dia juga merasa iba terhadap keluarga Mariamin yg miskin. Bila menikah dg anaknya, dia mengharapkan agar keadaan ekonomi Mariamin bisa terangkat lagi. Ayah Aminuddin, Baginda Diatas, tidak setuju dg niat anaknya menikahi Mariamin. Jika pernikahan itu terjadi, dia merasa malu sebab dia merupakan keluarga terpandang dan kaya-raya, sedangkan keluarga Mariamin hanya keluarga miskin. Namun, ketidaksetujuannya tsb tidak diperlihatkan kepada istri dan anaknya. Dengan cara halus, Baginda Diatas berusaha menggagalkan pernikahan anaknya. Salah satu usahanya adalah mengajak istrinya menemui seorang peramal. Sebelumnya dia telah menitipkan pesan kepada peramal agar memberikan jawaban yg merugikan pihak Mariamin. Jelasnya, sang peramal memberikan jawaban bahwa Aminuddin tidak akan beruntung jika menikah dg Mariamin. Setelah mendengar jawaban dr peramal tersebut, ibu Aminuddin tdk bs berbuat banyak. Dg terpaksa, dia menuruti kehendak suaminya utk menvarikan jodoh yg sesuai utk Aminuddin. Mereka langsung melamar seorang perempuan dari keluarga berada. Oleh karena Aminuddin sedang berada di Medan, mencari pekerjaan, Baginda Diatas mengirim telegram yg isinya meminta Aminuddin menjemput calon istri dan keluarganya di stasiun kereta api Medan. Menerima telegram tsb, Aminuddin mersasa sangat gembira. Dlm hatinya telah terbayang wajah Mariamin. Ia mengira bahwa calon istri yg akan dia jemput adalah Mariamin. Namun setelah mengetahui bahwa calon istrinya itu bukanlah Mariamin, hatinya menjadi hancur. Tapi sebagai anak yg berbakti terhadap orangtuanya, dengan terpaksa ia menikahi perempuan pilihan orangtuanya itu. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan itu kepada Mariamin. Mendengar berita itu, Mariamin sangat sedih dan menderita. Dia langsung pingsan tak sadarkan diri. Tak lama kemudian, dia pun jatuh sakit. Stahun setelah kejadian itu, Mariamindan ibunya terpaksa menerima lamaran Kasibun, seorang kerani di Medan. Pada waktu itu, Kasibun mengaku belum mempunyai istri. Mariamin pun akhirnya diboyong ke Medan. Sesampainya di Medan, terbuktilah siapa sebenarnya Kasibun. Dia hanyalah seorang lelaki hidung belang. Sebelum menikah dg Mariamin, dia telah mempunyai istri, yg dia ceraikan karena hendak menikah dg Mariamin. Hati Mariamin sangat terpukul mengetahui kenyataan itu. Namun, sebagai istri yg taat beragama, walaupun dia membenci dan tidak mencintai suaminya, dia tetap berbakti kepada suaminya. Perlakuan kasar Kasibun terhadap Mariamin semakin menjadi setelah Aminuddin mengunjungi rumah mereka. Dia sangat cemburu pada Aminuddin. Menurutnya, penyambutan istrinya terhadap Aminuddin sangat di luar batas. Padahal, Mariamin menyambut Aminuddin dg cara yg wajar. Namun, karena cemburunya yg sangat berlebihan, Kasibun menganggap Mariamin telah memperlakukan Aminuddin secara berlebih-lebihan. Akibatnya, dia terus-menerus menyiksa Mariamin. Mencintai kok menyiksa, ya? Perlakuan Kasibun yg kasar kepadanya, membuat Mariamin hilang kesabaran. Dia tidak tahan lagi hidup menderita serta disiksa setiap hari. Akhirnya, dia melaporkan perbuatan suaminya kepada kepolisian Medan. Dia langsung meminta cerai. Permintaan cerainya dikabulkan oleh pengadilan agama di Padang. Setelah resmi bercerai dg Kasibun, dia kembali ke kampung halamnannya dengan penuh kehancuran. Hancurlah jiwa dan raganya. Kesengsaraan dan penderitaan secara batin maupun fisiknya terus mendera dirinya dari kecil hingga dia meninggal dunia. Sungguh tragis nasibnya. AZAB DAN SENGSARA Merari Siregar Etika 1. Suami kadang menyiksa istri Bukti kutipan “Akibatnya, dia terus-menerus menyiksa Mariamin. Mencintai kok menyiksa, ya? 2. Anak patuh terhadap orangtuanya, walaupun keinginan orangtuanya tidak sesuai dengan keinginannya. Bukti kutipan “Tapi sebagai anak yg berbakti terhadap orangtuanya, dengan terpaksa ia menikahi perempuan pilihan orangtuanya itu. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan itu kepada Mariamin.” 3. Percintaan masih dipandang dari harta. Bukti kutipan “Jika pernikahan itu terjadi, dia merasa malu sebab dia merupakan keluarga terpandang dan kaya-raya, sedangkan keluarga Mariamin hanya keluarga miskin.” Adat 1. Masih percaya pada takhayul atau animisme dan dinamisme. Bukti kutipan “Dengan cara halus, Baginda Diatas berusaha menggagalkan pernikahan anaknya. Salah satu usahanya adalah mengajak istrinya menemui seorang peramal. Sebelumnya dia telah menitipkan pesan kepada peramal agar memberikan jawaban yg merugikan pihak Mariamin.” 2. Pernikahan masih menggunakan sistem perjodohan. Bukti kutipan “Dengan terpaksa, dia menuruti kehendak suaminya utk menvarikan jodoh yg sesuai utk Aminuddin. Mereka langsung melamar seorang perempuan dari keluarga berada.” Kebiasaan 1. Telekomunkasi jarak jauh masih menggunakan surat atau telegram. Bukti kutipan “Menerima telegram tsb, Aminuddin mersasa sangat gembira. Dlm hatinya telah terbayang wajah Mariamin.” 2. Anak laki-laki biasanya pergi merantau untuk mencari pekerjaan. Bukti kutipan “Oleh karena Aminuddin sedang berada di Medan.” 3. Pernikahan dipandang dari bibit, bebet, dan bobot. Bukti kutipan “Jika pernikahan itu terjadi, dia merasa malu sebab dia merupakan keluarga terpandang dan kaya-raya, sedangkan keluarga Mariamin hanya keluarga miskin.” SENGSARA MEMBAWA NIKMAT TULIS SUTAN SATI Seorang pemuda bernama Kacak, karena merasa Mamaknya adalah seorang Kepala Desa yang dikuti, selalu bertingkah angkuh dan sombong. Dia suka ingin menang sendiri. Kacak paling tidak senang melihat orang bahagia atau yang melebihi dirinya. Kacak kurang disukai orang-orang kampungnya karena sifatnya yang demikian. Beda dengan Midun, walaupun anak orang miskin, namun sangat disukai oleh orang-orang kampungnya. Sebab Midun mempunyai perangai yang baik, sopan, taat agama, ramah serta pintar silat. Midun tidak sombong seperti Kacak. Karena Midun banyak disukai orang, maka Kacak begitu iri dan dengki pada Midun. Kacak sangat benci pada Midun. Sering dia mencari kesempatan untuk bisa mencelakakan Midun, namun tidak pernah berhasil. Dia sering mencari gara-gara agar Midun marah padanya, namun Midun tak pernah mau menanggapinya. Midun selalu menghindar ketika diajak Kacak untuk berkelahi. Midun bukan takut kalah dalam berkelahi dengan Kacak, karena dia tidak senang berkelahi saja. Ilmu silat yang dia miliki dari hasil belajarnya pada Haji Abbas bukan untuk dipergunakan berkelahi dan mencari musuh tapi untuk membela diri dan mencari teman. Suatu hari istri Kacak terjatuh dalam sungai. Dia hampir lenyap dibawa arus. Untung waktu itu Midun sedang berada dekat tempat kejadian itu. Midun dengan sigap menolong istri Kacak itu. Istri Kacak selamat berkat pertolongan Midun. Kacak malah balik menuduh Midun bahwa Midun hendak memperkosa istrinya. Air susu dibalas dengan air tuba. Begitulah Kacak berterima kasih pada Midun. Waktu itu Midun menanggapi tantangan itu. Dalam perkelahian itu Midun yang menang. Karena kalah, Kacak menjadi semakin marah pada Midun. Kacak melaporkan semuanya pada Tuanku Laras. Kacak memfitnah Midun waktu itu, rupanya Tuanku Laras percaya dengan tuduhan Kacak itu. Midun mendapat hukuman dari Tuanku Laras. Midun diganjar hukuman oleh Tuanku Laras, yaitu harus bekerja di rumah Tuanku Laras tanpa mendapat gaji. Sedangkan orang yang ditugaskan oleh Tuanku Laras untuk mengwasi Midun selama menjalani hukuman itu adalah Kacak. Mendapat tugas itu, Kacak demikian bahagia. Kacak memanfaatkan untuk menyiksa Midun. Hampir tiap hari Midun diperlakukan secara kasar. Pukulan dan tendangan Kacak hampir tiap hari menghantam Midun. Juga segala macam kata-kata hinaan dari Kacak tiap hari mampir di telinga Midun. Namun semua perlakuan itu Midun terima dengan penuh kepasrahan. Walaupun Midun telah mendapat hukuman dari Mamaknya itu, namun Kacak rupanya belum puas juga. Dia belum puas sebab Midun masih dengan bebas berkeliaran di kampung utu. Dia tidak rela dan ikhlas kalau Midun masih berada di kampung itu. Kalau Midun masih berada di kampung mereka, itu berarti masih menjadi semacam penghalang utama bagi Kacak untuk bisa berbuat seenaknya di kampung itu. Untuk itulah dia hendak melenyapkan Midun dari kampung mereka untuk selama-lamanya. Untuk melaksanakan niatnya itu, Kacak membayar beberapa orang pembunuh bayaran untuk melenyapkan Midun. Usaha untuk melenyapkan Midun itu mereka laksanakan ketika di kampung itu diadakan suatu perlombaan kuda. Sewaktu Midun dan Maun sedang membeli makanan di warung kopi di pinggir gelanggang pacuan kuda itu, orang-orang sewaan Kacak itu menyerang Midun dengan sebelah Midun pisau. Tapi untung Midun berhasil mengelaknya. Namun perkelahian antar mereka tidak bisa dihindari. Maka terjadilah keributan di dalam acar pacuan kuda itu. Perkelahian itu berhenti ketika polisi datang. Midun dan Maun langsung ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Setelah diperiksa, Maun dibebaskan. Sedangkan Midun dinyatakan bersalah dan wajib mendekam dalam penjara. Mendengar kabar itu, waduuh betapa senangnya hati Kacak. Dengan Midun masuk penjara, maka dia bisa dengan bebas berbuat di kampung itu tanpa ada orang yang berani menjadi penghalangnya. Selama di penjara itu, Midun mengalami berbagai siksaan. Dia di siksa oleh Para sipir penjara ataupun oleh Para tahanan yang ada dalam penjara itu. Para tahanan itu baru tidak berani mengganggu Midun ketika Midun suatu hari ber¬hasil mengalahkan si jago Para tahanan. Karena yang paling dianggap jago oleh Para tahanan itu kalah, mereka kemudian pada takut dengan Midun. Midun sejak itu sangat dihormati oleh para tahanan lainnya. Midun menjadi sahabat mereka. Suatu hari, ketika Midun sedang bertugas menyapu jalan, Midun Melihat seorang wanita cantik sedang duduk duduk melamun di bawah pohon kenari. Ketika gadis itu pergi, ternyata kalung yang dikenakan gadis itu tertinggal di bawah pohon itu. Kalung itu kemudian dikembalikan oleh Midun ke rumah si gadis. Betapa senang hati gadis itu. Gadis itu sampai jatuh hati sama Midun. Midun juga temyata jatuh hati juga sama si gadis. Nama gadis itu adalah Halimah. Setelah pertemuan itu, mereka berdua saling bertemu dekat jalan dulu itu. Mereka saling cerita pengalaman hidup, Halimah bercerita bahwa dia tinggal dengan seorang ayah tiri. Dia merasa tidak bebas tinggal dengan ayah tirinya. Dia hendak pergi dari rumah. Dia sangat mengharapkan suatu saat dia bisa tinggal dengan ayahnya yang waktu itu tinggal di Bogor. Keluar dari penjara, Midun membawa lari Halimah dari rumah ayah tirinya itu. Usaha Midun itu dibantu oleh Pak Karto seorang sipir penjara yang baik hati. Midun membawa Halimah ke Bogor ke rumah orang tua Halimah. Ayah Halimah orangnya baik. Dia sangat senang kalau Midun bersedia tinggal bersama mereka. Kurang lebih dua bulan Midun bersama ayah Halimah. Midun merasa tidak enak selama tinggal dengan keluarga Halimah itu hanya tinggal makan minum saja. Dia mulai hendak mencari penghasilan. Dia kemudian pergi ke Jakarta mencari kerja. Dalam Perjalanan ke Jakarta. Midun berkenalan dengan saudagar kaya keturunan arab. Nama saudagar ini sebenarnya seorang rentenir. Dengan tanpa pikiran yang jelek-jelek, Midun mau menerima uang pinjaman Syehk itu. Sesuai dengan saran Syehk itu, Midun membuka usaha dagang di Jakarta. Usaha Midun makin lama makin besar. Usahanya maju pesat. Melihat kemajuan usaha dagang yang dijalani Midun, rupanya membuat Syehk Abdullah Al-Hadramut iri hati. Dia menagih hutangnya Midun dengan jumlah yang jauh sekali dari jumlah pinjaman Midun. Tentu saja Midun tidak bersedia membayarnya dengan jumlah yang berlipat lipat itu. Setelah gagal mendesak Midun dengan cara demikian, rupanya Syehk menagih dengan cara lain. Dia bersedia uangnya tidak di¬bayar atau dianggap lunas, asal Midun bersedia menyerahkan Halimah untuk dia jadikan sebagai istrinya. Jelas tawaran itu membuat Midun marah besar pada Syehk . Halimah juga sangat marah pada Syehk. Karena gagal lagi akhirnya Syehk mengajukan Midun ke meja hijau. Midun diadili dengan tuntutan hutang. Dalam persidangan itu Midun dinyatakan bersalah oleh pihak pengadilan. Midun masuk penjara lagi. Di hari Midun bebas itu, Midun jalan jalan dulu ke Pasar Baru. Sampai di pasar itu, tiba tiba Midun melihat suatu keributan. Ada seorang pribumi sedang mengamuk menyerang seorang Sinyo Belanda. Tanpa pikir panjang Midun yang suka menolong_orang itu, langsung menyelamatkan Si Sinyo Sinyo Belanda itu sangat berterima kasih pada Midun yang telah menyelamatkan nyawanya itu. Oleh Sinyo Belanda itu, Midun kemudian diperkenalkan kepada orang tua Sinyo itu. Orang tua Sinyo Belanda itu ternyata seorang Kepala Komisaris, yang dikenal sebagai Tuan Hoofdcommissaris. Sebagai ucapan terima kasihnya pada Midun yang telah menyelamatkan anaknya itu, Midun langsung diberinya pekerjaan. Pekerjaan Midun sebagai seorang juru Tulis. Setelah mendapat pekerjaan itu, Midun pun melamar Halimah. Dan mereka pun menikah di Bogor di rumah orang tua Halimah. Prestasi kerja Midun begitu baik di mata pimpinannya. Midun kemudian diangkat menjadi Kepala Mantri Polisi di Tanjung Priok. Dia langsung ditu¬gaskan menumpas para penyeludup di Medan. Selama di Medan itu, Midun, bertemu dengan adiknya, yaitu Manjau. Manjau bercerita banyak tentang kampung halamannya. Midun begitu sedih rnendengar kabar keluarganya di kampung yang hidup menderita. Oleh karena itu ketika dia pulang ke Jakarta, Midun langsung minta ditugaskan di Kampung halamannya. Permintaan Midun itu dipenuhi oleh pimpinannya. Kepulangan Midun ke kampung halamannya itu membuat Kacak sangat gelisah. Kacak waktu itu sudah menjadi penghulu di kampung rnereka. Kacak menjadi gelisah sebab dia takut perbuatannya yang telah menggelap¬kan kas negara itu akan terbongkar. Dan dia yakin Midun akan berhasil rnembongkar perbuatan jeleknya itu. Tidak, lama kemudian, memang Kacak ditangkap. Dia terbukti telah menggelapkan uang kas negara yang ada di desa mereka. Akibatnya Kacak masuk penjara atas perbuatannva itu. Sedangkan Midun hidup berbahagia bersama istri dan seluruh keluarga¬nya di kampung. SENGSARA MEMBAWA NIKMAT Tulis Sutan Sati Kebiasaan 1. Masih zaman penjajahan Belanda Bukti kutipan “Orang tua Sinyo Belanda itu ternyata seorang Kepala Komisaris, yang dikenal sebagai Tuan Hoofdcommissaris.” 2. Hampir semua pemuda di daerah tersebut mengenal ilmu bela diri Bukti kutipan “Ilmu silat yang dia miliki dari hasil belajarnya pada Haji Abbas bukan untuk dipergunakan berkelahi dan mencari musuh tapi untuk membela diri dan mencari teman.” Etika 1. Kehidupannya bergotong royong Bukti kutipan “Midun dengan sigap menolong istri Kacak itu. Istri Kacak selamat berkat pertolongan Midun.” 2. Yang berkuasa sering semena-mena, bahkan berbuat kejam Bukti kutipan “Hampir tiap hari Midun diperlakukan secara kasar. Pukulan dan tendangan Kacak hampir tiap hari menghantam Midun. Juga segala macam kata-kata hinaan dari Kacak tiap hari mampir di telinga Midun. Namun semua perlakuan itu Midun terima dengan penuh kepasrahan.” Adat 1. Aturan adat sangat ketat, bagi yang melanggar akan menerima akibatnya Bukti kutipan “Dia terbukti telah menggelapkan uang kas negara yang ada di desa mereka. Akibatnya Kacak masuk penjara atas perbuatannva itu.” 2. Pulang kampung untuk menjenguk keluarga Bukti kutipan “Midun begitu sedih rnendengar kabar keluarganya di kampung yang hidup menderita. Oleh karena itu ketika dia pulang ke Jakarta, Midun langsung minta ditugaskan di Kampung halamannya.” SITI NURBAYA Marah Roesli Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milikBaginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dantak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatanyang dinanti-nantikannya. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah takberdaya agar melunasi semua hutangnya. Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas,asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagimembayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan olehDatuk Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda beliaharus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulitkatak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah distovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaanayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebihkarena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang suatu hari ketika Samsulbahri dalam liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemuempat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuanitu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Teriakan Siti Nurbayaterdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras. Baginda Sulaimanberusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadipenghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri harus kembalike Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. DatukMaringgih juga tidak tinggal diam, karena Siti Nurbaya Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnyauntuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu diketahui oleh kaki tanganDatuk Maringih. Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuankaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi. Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracunyang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya ituterdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuhdiri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidakmeneruskan sekolahnya dan memasuki dinas tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dantindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telahberpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubahnamanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan DatukMaringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepalaSamsulbahri dengan alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saatterakhir menjelang ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajallebih dulu merenggut sebelum Samsulbahri sempat bertemu dengan orangtuanya. SITI NURBAYA Marah Rusli Kebiasaan 1. Ia terbiasa memakai topi putih yang seringkali dipakai bangsa Belanda. Bukti kutipan "Topinya topi rumput putih yang biasa dipakai bangsa belanda" 2. Seorang gadis yang selalu mengenakan gaun terbuat dari kain batis dengan motif kembang-kembang berwarna merah jambu. Bukti kutipan "Gaunnya baju nona-nona terbuat dari kain batis yang berkembang merah jambu" 3. Orang zaman dahulu merokok dengan cara yang berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Bukti kutipan "Dekat putri ini duduk saudaranya yang bungsu, Sutan Hamzah sedang menggulung rokok dengan daun nipah." 4. Orang padang saat berbicara seringkali menggunakan peribahasa yang penuh arti. Bukti kutipan "Akan tetapi sebab ia seorang yang 'pandai hidup' sebagai kata peribahasa Melayu, selalulah rupanya seperti orang yang tak pernah kekuranagan” 5. Seorang istri di masyarakat padang merupakan hamba dari laki-laki dan laki-laki itu adalah tuannya perempuan. Bukti kutipan "Bukankah laki-laki itu tuan perempuan dan perempuan itu hamba laki-laki? Tentu saja mereka boleh berbuat sekehendak hatinya kepada kita; disiksa, dipukul, dan didera dengan tiada diberi belanja yang cukup dan rumah tangga yang baik." Adat 1. Jika akan melaksanakan proses perdukunan, hendaklah harus menyiapkan syarat-syaratnya. Bukti kutipan "Baiklah... Hamba mohon perasapan dan kemenyan serta air bersih secambung dan sirih kuning tujuh lembar." 2. Di Padang, pernikahan dipandang sebagai perniagaan, laki-laki dibeli oleh perempuan, karna perempuan memberi uang kepada laki-laki. Bukti kutipan "Perkawinan itu dipandang sebagai perniagaan, disini laki-laki dibeli oleh perempuan" 3. Di gunung Padang terdapat banyak kuburan, dan pada moment tertentu, tempat itu ramai dikunjungi pendatang yang ingin mendoakan arwah yang telah pergi. Bukti kutipan " Memang digunung itu banyak kuburan, sedang dipuncaknya adalah sebuah makam, didalam suatu gua batu, tempat yang berkaul dan bernazar. Sekali setahun, saat-saat akan masuk puasa pada waktu hari raya, penuhlah gunung itu dengan penziarah..." 4. Orang besar, penhulu/orang berpangkat tinggi yang memiliki istri lebih dari 1 sudah banyak, sebab itulah adat di Padang, sebab dengan memiliki banyak istri, itu berarti dia meiliki banyak keturunan. Bukti kutipan "Sekalian penghulu di Padang ini beristeri 2,3, sampai 4 orang. Bukankah harus orang besar itu beristri banyak?" 5. Saat ingin makan, sebelumnya harus menyiapkan makan terlebih dahulu dan bersikap seperti ada yang sudah ada. Bukti kutipan ".... menyediakan makanan diatas tikar rumput yang telah dialas dengan kain putih, terbentang di tengah rumah. Beberapa lama kemudian, duduklah Ahmad Maulana makan dihadapi istrinya, sedang Alimah & Nurbaya duduk jauh sedikit dari sana...." Etika 1. Janganlah kamu bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Bukti kutipan "Tatkala ayahku telah jatuh miskin, pura-pura kau tolong Ia dengan meminjamkan uang kepadanya, tetapi maksudmu yang sebenarnya hendak menjerumuskannya ke jurang yang terlebih dalam, karena hatimu terlebih bengis daripada setan itu, belum puas lagi." 2. Apabila ada tamu yang datang hendaknya kita menyediakan minuman dan makanan kecil. Bukti kutipan "Sementara itu segala kue-kue yang lezat rasanya, diedarkanlah, dibawa kepada sekalian tamu. Demikian pula minum-minuman..." 3. Sebagai anak muda, hendaklah kita menghormati dan menghargai orang yang lebih tua. Bukti kutipan "Ah jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua hari bekerja pada ayahmu. melainkan telah bertahun-tahun. Dan belum ada ia berbuat kesalahan apa-apa." 4. Jika sedang bermain dengan teman, sebaiknya kita menjaga tingkah laku. Bukti kutipan "Baiklah, tetapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Janganlah engkau berlaku yang tiada senonoh!" 5. Jika orang tua kita sedang berbincang dengan tamu, dan kita tidak berkepentingan, sebaiknya kita masuk dan tidak perlu mendengarkan pembicaraan mereka. Bukti kutipan "Kemudian masuklah ia kedalam biliknya. Rupanya ia mengerti bahwa orangtuanya itu sedang memperbnincangkan hal yang tak boleh didengarnya." L4zlTcR. 348 69 327 461 293 484 421 87 442

kutipan novel angkatan 20 30an