Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal SMA Seni Budaya Acak ★ Ujian Semester 2 UAS / UKK Seni Budaya SMA Kelas 10Di dalam cerita Abu Nawas, tokoh utama memiliki sifat…. a. periang b. komedi c. humoris d. pemarah e. penyedih Pilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Ujian Akhir Semester 2 Genap UAS UKK Seni Budaya SMA Kelas 11Berikut ini yang termasuk fungsi dari tari nusantara adalah…. a. melestarikan budaya bangsa b. menjadi wahana hiburan masyarakat c. ajang promosi budaya d. sarana bergaul kalangan remaja e. pelengkap berbagai acara seremonial Materi Latihan Soal LainnyaPemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan SIG - Geografi SMA Kelas 12Bab 1 - PAI SMP Kelas 8PAT Biologi SMA Kelas 11PAT IPA SD Kelas 5Penilaian Harian PPKn SD Kelas 4 KD SD Kelas 2USBN Matematika SD Kelas 6IPA Tema 1 Subtema 3 SD Kelas 5PAT Matematika SD Kelas 4Kalimat Efektif - Bahasa Indonesia SD Kelas 6Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
Abu Nawas adalah seorang berdarah Arab dan Persia yang menjadi penyair terkenal pada abad ke-8. Ia digambarkan sebagai sastrawan Arab terbesar yang bijaksana dan memiliki sifat jenaka. Pria yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Irak ini dikenal karena bakat sastranya serta kecintaannya yang kuat pada anggur.
Meskidekat dengan Sultan Harun Al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan—tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri. Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah.
Ilustrasi Kisah Abu Nawas. Foto pixabayKisah Abu Nawas yang jenaka bisa memberikan hiburan serta pelajaran bagi umat manusia. Kecerdikannya dalam menyelesaikan masalah menjadi ciri Nawas dikenal sebagai tokoh yang hidup di zaman khalifah Harun Ar-Rasyid. Nama asli beliau adalah Abu Ali lahir di Kota Ahvaz, Negeri Persia pada tahun 145 H atau 747 M. Abu Nawas dikenal sebagai seorang pujangga Arab dan penyair sastra besar Arab klasik yang mudanya dipenuhi dengan kisah menarik yang membuatnya dikenang dalam khazanah sastra Arab Islam. Banyak kisah jenaka Abu Nawas yang bisa dijadikan pelajaran bagi manusia. Salah satunya adalah kisah beliau yang berjudul “Menangkap Angin”.Bagaimana kisahnya? Simak penjelasan Kisah Abu Nawas. Foto pixabayKisah Abu Nawas “Menangkap Angin”Mengutip dari buku Kisah Abu Nawas karya Aryanto, ada kisah jenaka Abu Nawas yang menarik dan bisa dijadikan sebagai pelajaran. Kisah ini berjudul “Menangkap Angin”.Kecerdikan Abu Nawas yang terkenal diceritakan dalam kisah ini. Dikisahkan suatu hari Abu Nawas didatangi oleh utusan kerajaan. Betapa terkejutnya bahwa dirinya diperintahkan untuk menemui baginda Nawas pun memenuhi perintah tersebut. Sepanjang perjalanan, ia memikirkan teka-teki apalagi yang akan diberikan baginda raja di kerajaan, Abu Nawas disambut hangat dengan senyuman baginda raja. Kemudian ia pun bertanya, “Ada apa gerangan wahai baginda raja memanggil saya ke istana?."Kemudian raja pun menjawab, “Akhir-akhir ini aku mengalami gangguan perut. Tabib kerajaanku mengatakan bahwa aku terkena serangan angin."“Lalu apa yang bisa saya bantu wahai baginda raja?” tanya Abu Nawas“Tangkaplah angin itu dan penjarakan dia. Buktikan bahwa kamu memang cerdik.”Abu Nawas terdiam, tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia pun pergi seraya memikirkan bagaimana cara menangkap angin yang wujudnya pun tak terlihat. Abu Nawas hanya diberikan waktu tiga hari untuk menyelesaikan perintah tersebut. Singkat cerita, sudah berlalu dua hari sejak perintah itu diberikan. Abu Nawas belum menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan perintah ia mampu menyelesaikan perintah raja, ia bisa mendapatkan imbalan atau hadiah. Dan hadiah itu bisa digunakannya untuk beramal dan membantu orang akhirnya tiba di hari terakhir, tapi Abu Nawas masih belum menemukan cara yang tepat untuk menangkap angin. Di tengah perjalanan, ia teringat akan Aladin dan lampu halnya dengan angin, jin pun tidak terlihat. Ia pun memiliki id, kemudian kembali ke rumah dan menyiapkan segala sesuatu untuk menuju di istana, ia dipersilakan masuk oleh prajurit kerajaan. Raja yang sudah menunggu kedatangan Abu Nawas pun menanyakannya.“Berhasilkah kau memenjarakan angin, wahai Abu Nawas?”“Sudah baginda raja” jawab Abu Nawas seraya menyerahkan botol yang sudah disumbat olehnya kepada raja. Raja pun melihat botol itu dengan heran.“Mana angin tersebut hai Abu Nawas?”“Di dalam botol tersebut baginda. Engkau tidak bisa melihatnya, namun kau dapat merasakannya. Bukalah sumbatan botol tersebut untuk merasakan anginnya,” kata Abu Nawas raja pun membuka sumbatan botolnya dan ia mencium aroma busuk dari botol tersebut.“Bau apa ini?” tanya baginda raja.“Ampun tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan memasukannya ke dalam botol. Hamba khawatir angin tersebut akan keluar, sehingga hamba memenjarakannya di dalam botol,” jawab Abu Nawas Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal."Heheheheh kau memang pintar Abu Nawas.""Tapi Baginda,” sela Abu Nawas"Hamba sebenarnya cukup pusing memikirkan bagaimana melaksanakan tugas memenjarakan angin ini." "Lalu apa maksudmu Abu Nawas?""Hamba minta ganti rugi.""Kau hendak memeras seorang raja?""Oh, bukan begitu baginda.""Baginda harus memberi saya hadiah berupa uang untuk belanja dalam satu bulan.""Kalau tidak?" tantang baginda."Kalau tidak, hamba akan menceritakan kepada khalayak bahwa baginda telah sengaja mencium kentut hamba!""Hah?" baginda kaget dan jengkel tapi kemudian tertawa terbahak-bahak."Baik permintaanmu kukabulkan!"Padatokoh Aku penulis coba mengangkat sisi-sisi lain dari manusia. Memperbaiki niat dan memiliki rasa ikhlas yang ditunjukkan oleh tokoh Aku merupakan wujud konkret manusia memiliki nilai religius. Tokoh Aku dihadapkan pada suatu peristiwa yang membuat dirinya memiliki sifat penyerahan diri yang menyeluruh dan tergambar lewat perkataannya Kamu suka membaca cerita-cerita lucu? Sudah pernah baca dongeng berjudul Abu Nawas Menipu Gajah? Kalau belum, sekarang kamu sudah berada di tempat yang tepat. Yuk, baca kisah serunya di sini!Abu Nawas merupakan salah satu tokoh dalam kisah-kisah 1001 Malam. Ia digambarkan sebagai pria cerdas, lucu, dan banyak akal. Salah satu cerita lucu Abu Nawas yang mengundang gelak tawa adalah Menipu judulnya, dongeng ini mengisahkan tentang seorang pria yang mencari cara agar bisa menaklukan seekor gajah. Bukan tanpa alasan, ia melakukannya untuk meraup keuntungan. Karenanya, ia tak segan untuk menipu binatang bertubuh besar strategi pria banyak akal ini? Penasaran dengan kisah selanjutnya? Tak perlu berbasa-basi lagi, langsung saja simak dongeng Abu Nawas Menipu Gajah yang ada di artikel ini. Ulasa seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga telah kami paparkan. Selamat membaca! Alkisah, pada zaman dahulu, hiduplah seorang bernama Abu Nawas. Orang-orang mengenalnya sebagai pria yang banyak akal dan humoris. Pada suatu pagi, pria yang selalu memakai surban di kepalanya ini berkeliling kampung. Ia memang suka menyapa para tetangga. Tak jarang, ia membagikan kisah-kisah lucu pada mereka. Kali ini, desa terlihat sangat sepi. Ia tak melihat satu pun penduduk. “Tak biasanya desa ini sepi. Ke mana perginya orang-orang?” ucapnya dalam hati. Setelah berjalan sekian lama, sampailah ia di sebuah pasar. Ia melihat ada keramaian di pasar itu. “Hmm, rupanya orang-orang berkumpul di sini. Ada apa gerangan? Apa yang menarik perhatian mereka?” tanyanya berbisik. Ia lalu mendekati keramaian itu dan bertanya pada salah satu pengunjung, “Ada ramai-ramai apa ini?. “Mendekatlah, ada pertunjukan gajah ajaib,” jawab pengunjung tersebut. Abu merasa kebingungan, “Maksudnya apa?” tanyanya kembali. “Ada seekor gajah ajaib. Ia bisa mengerti bahasa manusia. Namun, ia hanya mau menuruti perkataan pemiliknya saja,” jawab pengunjung itu. Baca juga Dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri Beserta Ulasan Lengkapnya, Pelajaran tentang Ketamakan Penawaran Menarik Abu Nawas menyaksikan pertunjukan itu dengan seksama. Ia berpikir, bagaimana bisa seorang hewan mengerti bahasa manusia. Kemudian, semakin banyak orang yang melihat pertunjukan itu. Dengan berani, sang pemilik pertunjukan menawarkan hadiah yang cukup besar kepada siapa saja yang berhasil memuat gajahnya mengangguk-ngangguk. “Siapa pun yang bisa membuat gajahku menganggukkan kepalanya, kau akan kuberi uang yang banyak sebagai hadiah,” ucap tuan itu. Banyak orang tergiur dengan hadiah yang besar itu. Banyak penonton yang mencoba maju satu persatu untuk menakhlukan sang gajah. Berbagai cara telah mereka coba, tapi tak ada satu pun yang berhasil. Karena penasaran, pria cerdik ini pun turut serta mencoba menakhlukan si gajah. Ia melontarkan berbagai pertanyaan untuk menipu hewan tersebut. “Hai, Gajah. Tahukah kau siapa diriku?” tanya pria banyak akal itu. Lalu, hewan itu menggelengkan kepalanya. “Apakah kau tak tak takut kepadaku?” tanya pria itu lagi. Akan tetapi, sang gajah tetap menggelengkan kepalanya. “Lantas, apakah kau takut kepada tuanmu itu?” tanya Abu memancing binatang tersebut dengan pertanyaan menjebak. Gajah pun terdiam. Ia tampak ragu untuk menggelengkan kepala. “Bila kau tetap diam, aku akan lapor pada tuanmu bahwa kau tak takut dengannya,” gertak Abu Nawas menipu sang gajah. Tak ingin mendapatkan amukan dari tuannya, binatang itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Seluruh pengunjung terperangah kagum. Sesuai janjinya, sang pemilik hewan itu pun menyerahkan hadiahnya kepada Abu Nawas. Setelah pertunjukan pertamanya ditaklukkan oleh Abu Nawas, si pemilik gajah itu malu dan rugi bandar. Ia lalu memikirkan cara untuk menebus kekalahannya. Tak berselang lama, ia mendapatkan ide cemerlang. Kali ini, ia melatih gajahnya untuk mengangguk-angguk. Ia juga memberikan ancaman pada hewan itu, “Pada pertunjukan nanti, kalau sampai kau menggelengkan kepalamu, akan kuhukum kau!”. Si gajah hanya bisa mengangguk karena merasa takut dengan ancaman itu. Saat yang dinantikan pun tiba. Pria dan gajahnya mengundang para warga untuk menyaksikan pertunjukan mereka. Percobaan Kedua Seperti pertunjukan sebelumnya, pria itu memberi tantangan pada penonton. “Kalau ada yang berhasil membuat gajahku menggelengkan kepalanya, maka kau akan kuberi hadiah besar!” ucapnya. Lalu, para penonton mencoba satu persatu, tapi tak ada yang berhasil. Setelah tak ada lagi yang berani maju, Abu Nawas mengajukan dirinya. Sama seperti hari sebelumnya, ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama. “Tahukah kau siapa aku?” tanya pria cerdik ini. Karena sebelumnya pernah bertemu, gajah itu menganggukkan kepala tanpa ragu. “Apakah kau tidak takut kepadaku?”. Gajah itu tetap mengangguk. “Apakah kau tak takut kepada tuanmu?”. Binatang bertelinga besar itu tetap mengangguk. Ia merasa takut dengan ancaman tuannya. Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berupa balsem panas. “Tahukah kau fungsi dari balsem ini?” Binatang itu masih mengangguk. “Baiklah kalau kau tahu. Boleh kugosok balsem ini di pipimu?” Gajah itu pun masih mengangguk. Lalu, pria itu menggosok pipi sang gajah dengan balsem. Tentu saja binatang itu merasa kepanasan dan panik. Lalu, Abu mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. “Bungkusan ini juga berisi balsem. Akan kuhabiskan untuk menggosok pipimu. Boleh, kah?” ancam pria cerdik ini. Binatang besar ini mulai ketakutan. Ia tak mau pipinya terasa semakin panas. Pada akhirnya, ia terpaksa menggeleng-nggelengkan kepalanya. Abu Nawas sontak mendapatkan tepuk tangan meriah dari para penonton. Sesuai janjinya, pria yang mengadakan pertunjukan itu pun memberi hadiah kepada Abu Nawas. Ia kemudian tak mau lagi menggelar pertunjukan menggunakan seekor gajah. Binatang itu pun kini bebas lepas di hutan belantara. Baca juga Kisah Suri Ikun dan Dua Burung Beserta Ulasan Menariknya, Dongeng Adik Bungsu yang Dibenci oleh Kakak-Kakaknya Unsur Intrinsik Usai membaca cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah, kini saatnya kamu ulik unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasannya; 1. Tema Tema atau inti cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah adalah tentang strategi mendapatkan hadiah. Dengan kecerdasannya, Abu Nawas berhasil memenangkan hadiah itu. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada tiga tokoh utama dalam dongeng ini, yaitu Abu Nawas, gajah, dan pemiliknya. Gajah memiliki sifat yang penakut. Ia tak berani melawan perintah sang pemilik dan terpaksa harus menuruti segala perintahnya. Sang pemilik gajah memiliki sifat yang licik. Ia memanfaatkan kepolosan dan keluguan seekor binatang untuk meraup uang. Sementara itu, Abu Nawas alias tokoh protagonis dalam dongeng ini memiliki sifat yang cerdik. Dengan kepintarannya, ia berhasil mengantongi hadiah sebanyak dua kali. 3. Latar Cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah ini menggunakan beberapa latar tempat. Sebut saja seperti sebuah pedesaan dan pasar. Tempat lainnya adalah panggung pertunjukan seorang pria dan gajahnya. 4. Alur Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Gajah Kebanyakan dongeng memang menggunakan alur maju. Begitu pula dengan kisah ini. Cerita bermula dari Abu Nawas yang sedang berjalan-jalan mengelilingi desa. Ia lalu melihat ada kerumunan dan menghampirinya. Ternyata, sedang ada pertunjukan seekor gajah dan pemiliknya, yakni seorang pria. Untuk menunjukkan kebolehannya, pria itu menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang bisa membuat gajahnya menganggukkan kepala. Hampir semua orang mencobanya, tapi mereka gagal semua. Karena penasaran, Abu Nawas pun mencoba untuk membuat si gajah menganggukan kepalanya. Sangat mengejutkan, pria in berhasil melakukannya. Hari berikutnya, si pemilik gajah itu kembali memberikan pertunjukan. Ia kembali menawarkan hadiah untuk siapa saja yang bisa membuat gajahnya menganggukan kepala. Setelah semua mencoba, barulah Abu mencobanya. Ia pun berhasil membuat si gajah menganggukan kepalanya. 5. Pesan Moral Kira-kira, pesan moral apakah yang dapat kamu petik dari cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah? Tak banyak amanat yang terkandung dalam kisah ini, yakni janganlah kamu menyiksa binatang seperti yang dilakukan pemilik gajah itu. Ia bahkan mengancam gajahnya untuk menuruti setiap perkatannnya. Beruntung, ada Abu Nawas cerdik yang berhasil memberikan efek jera pada sang pemilik. Selain intrinsik, cerita Abu Nawas ini juga memiliki unsur ekstrinsik. Seperti nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Baca juga Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih dan Ulasannya, Kisah Si Burung Surga yang Mengandung Amanat Bermakna Fakta Menarik Sebelum mengakhiri artikel yang mengulik cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah ini, simaklah dulu fakta menariknya berikut; 1. Diangkat Menjadi Video Animasi Seperti kebanyakan dongeng 1001 Malam lainnya, kisah lucu Abu Nawas Menipu Gajah juga diangkat menjadi video-video animasi yang menarik. Dari video tersebut, tentunya kamu bisa mengajarkan langsung pesan moral dalam kisah ini. Video animasi tentunya bisa menarik perhatian anak-anak yang kebanyakan menyukai media pembelajaran secara visual. Nah, video kisah lucu ini dapat kamu temukan di YouTube maupun media sosial lainnya. Baca juga Legenda Watu Maladong dari Nusa Tenggara Timur, Batu Sakti yang Menyuburkan Sumba, Beserta Ulasan Menariknya Terhibur dengan Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Gajah? Demikianlah akhir dari cerita lucu Abu Nawas Menipu Gajah beserta ulasan lengkapnya. Apakah kamu cukup terhibur dengan kisah yang kami paparkan? Kalau suka, bagikan kisah ini pada teman-teman atau saudaramu, ya. Dijamin mereka bakal ngakak saat membacanya. Kalau kamu pengin membaca kisah-kisah lainnya, langsung saja telusuri kanal Ruang Pena di Ada banyak dongeng yang bisa kamu baca, seperti Kelinci dan Kura-Kura, Burung dan Merpati, atau Tiga Anak Babi dan Serigala. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Untukdapat menggambarkan sifat atau watak dari seorang tokoh di dalam cerita, pengarang atau penulis tentu menciptakan penokohan berdasarkan jenis-jenis karakter tokoh. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis karakter tokoh mulai yang membedakan watak atau penokohan tokoh yang satu dan tokoh yang lainnya. 1. Protagonis.
Sumber Twitter - kamikamustudioDongeng 1001 malam memiliki beberapa kisah yang menarik disimak, salah satunya adalah cerita lucu Abu Nawas yang menipu malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Kalau penasaran, langsung saja simak ulasannya di Nawas merupakan seorang pujangga dari Arab yang dikenal jenaka dan sering disebutkan dalam Dongeng 1001 Malam. Salah satu kisah tentang Abu Nawas yang terkenal adalah saat ia menipu malaikat di alam kubur. Cerita ini menunjukkan bahwa sang penyair tersebut tak hanya kocak semasa hidupnya saja. Bahkan setelah ia meninggal dunia dan bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir pun ia tetap jenaka. Kira-kira seperti apa ya kisahnya? Kalau penasaran, langsung saja simak kisah Abu Nawas menipu malaikat di alam kubur berikut. Setelah itu, jangan lupa simak juga ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, ya! Alkisah, Abu Nawas yang telah beranjak tua tengah mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu nyawanya diambil. Salah satu persiapan yang ia lakukan adalah dengan berpesan kepada keluarganya untuk membelikan kain kafan usang untuk membungkus tubuhnya. Tak berapa lama waktu berselang, sang pujangga meninggal dunia. Sesuai dengan pesan yang pernah diucapkan, sang istri mencarikan kain kafan lusuh yang warnanya sampai kecokelatan saking usangnya. Ia pun kemudian dimakamkan dengan selayaknya. Setelah itu, ketika ruhnya masih berada di alam kubur, datanglah malaikat Munkar dan Nakir. Mereka memiliki tugas untuk bertanya di alam kubur dan memberikan siksa kubur. Ketika melihat kafan Abu Nawas, kedua malaikat itu jadi bingung dan saling memandang satu sama lain. Karena seharusnya makam yang mereka datangi itu berisi dengan jenazah baru. Namun, kenapa kain kafannya sudah tidak bagus lagi. Setelah adu pendapat, mereka meyakini kalau jenazah tersebut adalah mayat baru meskipun kafannya sudah usang. Mereka akhirnya memutuskan untuk tetap bertanya pada ruh Abu Nawas. “Siapa Tuhanmu?” tanya Munkar. Sang pujangga sengaja tak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia membiarkan suasana menjadi hening selama beberapa saat, baru kemudian berucap, “Apa kalian tidak salah makam? Coba lihat ini kafanku yang usang! Terlihat jelas kalau aku ini penghuni lama, kan?” Mendengar ucapannya, kedua malaikat kembali terdiam kebingungan. Jika melihat dari kain kafannya, tampilannya memang usang. Namun, bagaimanapun juga, tanah makamnya terlihat baru. Setelah kebingungan, pada akhirnya kedua malaikat itu memutuskan kalau jenazah Abu Nawas memang sudah lama. Dan akhirnya ia berhasil lolos dari pertanyaan dan siksa kubur dari malaikat. Baca juga Legenda Putri Pukes dan Ulasan Menariknya, Kisah Pengantin yang Berubah Jadi Batu Unsur Intrinsik Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Malaikat di Alam Kubur Sumber Wikimedia Commons Setelah membaca cerita singkat Abu Nawas yang menipu malaikat dengan kain kafan lusuh, kini kamu bisa mengetahui sedikit unsur intrinsik yang ada di dalam ceritanya. Di antaranya adalah 1. Tema Inti cerita atau tema dari kisah lucu Abu Nawas yang menipu malaikat di alam kubur ini adalah kecerdikan. Demi bisa menghindari siksa kubur, pria yang cerdik ini sampai mengakali dengan menggunakan kain kafan yang sudah usang. Tujuannya agar ia dikenali sebagai jenazah yang sudah lama dan sudah pernah disiksa. Rupanya, siasatnya itu berhasil. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada satu tokoh utama yang disebutkan dalam kisah ini, yakni Abu Nawas. Ia memiliki sifat cerdik dan jenaka. Ia memberikan ide kepada anak dan istrinya agar membungkusnya dengan kain kafan usang ketika ia meninggal. Hal itu dilakukan agar ia bisa menghindari siksaan kubur dari malaikat. Selain itu, ada beberapa tokoh pembantu lain yang melengkapi kisah ini, yakni malaikat Munkar dan Nakir yang menemui Abu Nawas di alam kubur, juga sang istri dan anak yang membantu menyiapkan kain kafan usang. 3. Latar Latar tempat yang disebutkan dalam kisah ini adalah di rumah tempat sang pujangga merencanakan siasatnya, dan dalam makam tempatnya menipu malaikat Munkar juga Nakir. 4. Alur Alur yang digunakan dalam cerita dongeng Abu Nawas menipu malaikat di atas adalah maju atau progresif. Kisahnya dimulai dengan persiapan sang tokoh utama untuk menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja. Ia berpesan pada istri dan anaknya untuk memakamkannya dengan kain kafan usang. Konflik terjadi ketika malaikat Munkar dan Nakir datang untuk memberikan pertanyaan dan siksa kubur. Namun, rupanya akal Abu Nawas dengan mengenakan kain kafan usang itu bisa membuatnya terhindar dari siksa kubur. 5. Pesan Moral Kamu mungkin sempat mengira kalau cerita lucu Abu Nawas menipu malaikat dengan kain kafan lusuh ini tak akan bisa memberikan amanat atau pesan moral. Padahal kamu tetap bisa mendapatkannya. Yaitu, jadilah seseorang yang selalu cerdik dalam menghadapi berbagai macam masalah di hidupmu. Tak peduli seberapa besar masalahmu, yakinlah bahwa pasti ada jalan keluarnya. Kisah ini juga mengandung unsur ekstrinsik, lho. Di antaranya berupa nilai-nilai sosial, moral, dan agama yang berkaitan dengan masyarakat sekitar. Baca juga Cerita Singkat Nabi Nuh As dan Mukjizatnya yang Akan Membuatmu Kagum Fakta Menarik tentang Kisah Abu Nawas Menipu Malaikat Sumber Wikimedia Commons Setelah membaca salah satu cerita Abu Nawas terbaik di artikel ini, jangan lupa ketahui juga fakta menarik seputar kisahnya. Berikut ini ulasannya 1. Dikaitkan dengan Wafatnya Gus Dur Cerita dongeng ini mungkin bisa dibilang menjadi semakin terkenal setelah Ketua Umum Pengurus besar Nahdlatul Ulama PBNU yang bernama KH Said Aqil Siroj menceritakannya dalam acara Silaturahim Alumni Madrasah Kader Nahdlatul Ulama MKNU di tahun 2019. Tak hanya menceritakannya, ia juga menghubungkannya dengan wafatnya Gus Dur pada tahun 2009. Dengan berkelakar, ia menyebutkan kalau malaikat Munkar dan Nakir mungkin tak pernah memiliki kesempatan bertanya kepada Gus Dus di alam kubur. Karena kedua malaikat tersebut baru akan datang ketika pengantar jenazah paling terakhir sudah melangkahkan kakinya menjauh sebanyak tujuh langkah. Nyatanya, makam Gus Dur tak pernah sepi dari peziarah. “Waktu malaikat akan bertanya, eh ternyata masih ada orang. Nggak jadi, deh. Begitu terus sampai sekarang,” ucapnya saat itu yang disambut dengan tawa ribuan Alumni MKNU. Apakah kamu setuju? Baca juga Legenda Asal Mula Bukit Kelam dan Ulasannya, Akibat Iri dan Dengki Hati Manusia Kisah Abu Nawas yang Jenaka saat Menipu Malaikat dengan Kecerdikannya Itulah tadi cerita lucu tentang Abu Nawas yang menipu malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur. Sangat menggelikan dan bisa menghiburmu, bukan? Kalau masih ingin mencari cerita lucu Abu Nawas lainnya, cek saja artikel kisah dongeng lain di PosKata. Di sini kamu bisa mendapatkan kisahnya ketika menipu raja, mencari kemudian menipu Tuhan, mencari jodoh, hingga menangkap angin dengan botol ajaib. Simak langsung, yuk! PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. EditorNurul ApriliantiMeski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.
jD5QZ. 171 114 141 74 50 488 12 386 461